Seminar Regional Penjaminan Mutu Menghadapi 'ASEAN Free Trade Policy 2015'

Pendidikan berpusat ke mahasiswa, bergeser dari pengajaran ke pembelajaran, lebih bervariasi sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan mengedepankan pendidikan karakter bangsa. Inilah sebagian paradigma baru perguruan tinggi di Indonesia. Sementara kecenderungan langkah perguruan tinggi di Asia adalah berpacu mendapatkan kesetaraan dan pengakuan kualifikasi, berlomba mendapatkan mahasiswa asing serta membuka virtual learning atau pendidikan jarak jauh. Demikian disampaikan Prof. Dr. Ir. Djoko Santosa, M.Sc. Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud dalam seminar regional yang dilaksanakan di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY, Selasa, 6 Mei 2014.

Lebih lanjut, Prof. Dr. Ir. Djoko Santosa, M.Sc. mengatakan bahwa paradigma baru pendidikan tinggi diharapkan mengembangkan kebhinnekaan menuju satu masyarakat Indonesia yang bersatu, demokratis, dan arif menuju masyarakat sejahtera, mandiri, dan berdaulat. “Dan ini dicapai melalui pendidikan tinggi yang berorientasi pada budaya mandiri dan berdaya saing,” kata Dirjen Dikti. Menurutnya, untuk menghadapi persaingan di Asia perlu membangun budaya kualitas berkelanjutan dengan mengimplementasikan sistem penjaminan mutu internal dan eksternal di perguruan tinggi, menciptakan suasana akademik di kampus, dan mengimplementasikan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

Seminar diikuti oleh para dosen dan staf lembaga pengembangan dan penjaminan mutu pendidikan dan dibuka oleh Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. Dalam sambutannya, Rektor mengatakan bahwa dalam era globalisasi, komunitas ekonomi ASEAN menggagas ASEAN Free Trade Agreement Policy yang mendorong untuk memiliki kompetensi yang kompetitif. “Dikti bertanggungjawab untuk mempersiapkan warga ASEAN yang berkualitas,” kata Rektor. “Untuk mencetak lulusan berkualitas, kita harus mendirikan institusi pendidikan tinggi yang berkualitas pula.” Untuk itu, perlu dipersiapkan beberapa hal seperti standar akademik, kualitas akademik, jaminan serta peningkatan kualitas. Rektor juga menegaskan bahwa sangat penting untuk mengikuti seminar ini karena selain dapat berdiskusi tentang quality assurance, juga dapat dikaitkan dengan kualitas institusi pendidikan tinggi secara umum.

Seminar bertema “Enhancing Quality Assurance in Higher Education Institutions: towards the ASEAN Free Trade Policy 2015” ini diselenggarakan oleh LPPMP UNY dan bertujuan untuk mengeksplorasi dan menjelaskan kebijakan saat ini dan praktik penjaminan kualitas pendidikan tinggi yang diadopsi dan diabadikan oleh universitas di seluruh negara-negara ASEAN. Peserta diharapkan untuk mempelajari praktik terbaik dan mengembangkan model standar internasional dari lembaga pendidikan tinggi di daerah. Seminar ini juga bermaksud untuk menyosialisasikan jaminan kualitas nasional standar yang diusulkan pada lembaga-lembaga pendidikan tinggi di Indonesia. (dedy)